lagu

efa

Minggu, 03 Juni 2012

PERAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KREATIVITAS


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritik yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri kepribadian yang terganggu bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat jalannya.
Keluarga mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Dan cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab pendidikan itu pula pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH KELUARGA TERHADAP KREATIVITAS
Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, dalam Munandar, 2009). Pada dasarnya, setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat diidentifikasi (ditemukenali) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 2009). Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama  dalam pengembangan kreativitas individu. Sejak usia dini, anak memiliki potensi yang sangat besar. Menurut Prof. Dr. Utami Munandar, seorang pakar kreativitas Indonesia, kapasitas otak anak pada usia 6 bulan sudah mencapai sekitar 50 % dari keseluruhan potensi orang dewasa. Otak seorang anak ternyata sangat luar biasa. Pada masa ini, anak mengalami perkembangan intelektual otak yang sangat cepat.Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai 50%. Oleh karena itu, pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai Golden Age (Masa Keemasan), karena si anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan yang masuk. Si anak akan mampu menghafal banyak sekali informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian, dsb. Hingga usia 8 tahun, anak telah memiliki tingkat intelektual otak sekitar 80 %. Perkembangan intelektual otak ini relatif berhenti dan mencapai kesempurnaannya (100%) pada usia 18 tahun. Jadi setelah usia 18 tahun, intelektualitas otak tidal lagi mengalami perkembangan.Oleh karena itu, jika para orang tua menyia-nyiakan kesempatan emas (Golden Age) pada masa kanak-kanak, berarti mereka telah kehilangan satu momen yang sangat baik untuk memberikan landasan bagi pendidikan anak selanjutnya. Salah satu kebiasaan buruk para orang tua adalah menenggelamkan si anak dalam buaian mereka pada usia 3 6 tahun, sehingga sebagian besar anak kehilangan kesempatan untuk mengasah potensi.Pendidikan orang tua terhadap anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak. Anak yang memiliki bakat tertentu, jika tidak diberikan rangsangan-rangsangan atau motivasi dari orang tua dan lingkungannya, tidak akan mampu memelihara, apalagi mengembangkan bakatnya.Berdasarkan sebuah penelitian, di sekolah ditemukan kurang lebih 40 % anak berbakat tidak mampu berprestasi setara dengan kapasitas yang sebenarnya dimiliki (Achir,1990). Akibatnya, sekalipun berkemampuan tinggi, banyak anak berbakat tergolong kurang berprestasi. Untuk memberikan motivasi kepada anak berbakat, orang tua atau pendidik perlu melakukan penelaahan agar dapat mengenali ciri-ciri, kebutuhan dan kecenderungan si anak yang relatif berbeda dengan anak biasa. Setelah hal-hal tersebut diketahui, orang tua atau pendidik akan lebih mudah untuk menciptakan susana yang cocok bagi perkembangan bakat si anak.Menurut Renzulli, keberbakatan meliputi tiga cluster ciri, yaitu kemampuan umum yang tergolong di atas rata-rata (above average ability), kreativitas yang kaya (creativity), dan pengikatan diri terhadap tugas (task commitment).Seorang anak berbakat biasanya mudah dikenali, karena berbeda dan memiliki kelebihan dibanding dengan anak-anak sebayanya. Anak yang memiliki kreativitas tinggi biasanya memiliki ciri-ciri : punya rasa ingin tahu yang besar, aktif dan giat bertanya serta tanggap terhadap suatu pertanyaan, selalu ingin meneliti sesuatu, cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan, berdedikasi yang tinggi dan aktif dalam menjalankan tugas, mempunyai daya imajinasi dan abstraksi yang baik, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mandiri, dll.Seorang berbakat, menurut Dr. Yaumil Agoes Achir, selain memiliki keunggulan intelektif juga memiliki keunggulan non intelektif. Pendekatan terhadap mereka yang berbakat yang terbatas pada intelektual belaka akan mengganggu keseimbangan perkembangannya. Kecerdasan emosional juga turut menentukan keberhasilan bakat seorang anak.Keluarga adalah lingkungan yang paling banyak mempengaruhi kondisi psikologis dan spiritual anak. Di Jepang, misalnya, karena Jepang sangat memperhatikan pengembangan kreativitas anak melalui kebebasan dan pemupukan kepercayaan diri, kebangkitan kreativitas anak-anak di Jepang mengungguli anak-anak di Amerika dan Eropa (Awwad, 1995).Menurut Prof. Dr. Utami Munandar, kondisi yang menunjang perkembangan kreativitas dan penuntun umum untuk mengembangkan kreativitas anak didik. Strategi yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas adalah 4 P, yaitu dilihat dari segi Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk.Kreativitas ditinjau dari segi pribadi menunjuk pada potensi atau daya kreatif yang ada pada setiap pribadi, anak maupun orang dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat kreatif dengan derajat dan bidang yang berbeda-beda. Untuk dapat mengembangkan kreativitas anak atau kreativitas diri sendiri, pertama-tama kita perlu mengenal bakat kreatif pada anak (atau pada diri sendiri), menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk mewujudkannya.Agar kreativitas dapat berkembang memerlukan dorongan atau pendorong dari dalam sendiri dan dari luar. Pendorong yang datangnya dari diri sendiri, berupa haasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi, sedangkan yang dari luar misalnya keluarga, sekolah dan lingkungan.Sedangkan kreativitas sebagai suatu proses, dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Pada anak yang masih dalam proses pertumbuhan, kreativitas hendaknya mendapat perhatian dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreativitas yang bermakna atau bermanfaat.Hal yang lebih penting adalah menumbuhkan sikap senang dan berminat untuk bersibuk diri secara kreatif. Anak perlu berkreasi sekaligus berekreasi. Faktor bermain adalah penting dalam mengembangkan kreativitas, bahkan tidak hanya pada anak.Suatu penelitian di Jakarta tentang sikap orang tua dalam pendidikan anak menyimpulkan bahwa orang tua kurang menghargai perkembangan dari ciri-ciri inisiatif, kemandirian dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan kreativitas dan lebih mementingakan ciri-ciri kerajinan, disiplin dan kepatuhan.
            Kreativitas sangat penting dalam kehidupan seseorang. Jika sedari dini kreativitas anak
      sudah dikembangkan, seperti dikatakan Prof. Dr. S. C. Utami Munandar berarti kita sudah
      memberi dasar kokoh pada kehidupan anak selanjutnya, karena dalam dirinya sudah
      terbentuk sikap dan pribadi kreative. Dengan begitu, ia akan lebih siap dan mampu
      menghadapi masalah-masalah di masa depan. Sebagaimana kehidupan ini berubah amat
      cepat, jika anak tidak kreatif  ia takkan mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan 
      yang terjadi d zamannya. Jadi, jika orang tua ingin anaknya tumbuh dan berkembang sebagai
      orang kreatif, optimalkan fungsi belahan otak kanannya sejak sekarang. Menurut Conny, hal
      ini sudah bisa dilakukan sejak anak berusia nol tahun karena manusia itu mulai belajar sejak
      nol tahun.


Ø  CARA EFEKTIF MENGGALI KREATIVITAS ANAK
Sebagaimana kita ketahui bahwa pengalaman anak terbentuk dari pengalaman kerja dan diimbangi dengan lingkungan sekitarnya. Banyak sekali teori yang mengatakan bahwa mayoritas kebiasaan yang dipilih para orang tua untuk membentuk kreativitas anaknya adalah dengan menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan anak dengan pekerjaan yang sesuai serta memberi kebebasan kepada anak untuk memilih kegemarannya sendiri tanpa campur tangan pihak luar. Ada juga teori yang mengatakan bahwa peran keluarga dalam menunjang kreativitas anak harus menggunakan asas demokrasi dan kebebasan dalam setiap aktivitas anak. Semua itu akan menumbuhkan kemampuan anak dalam berkarya. Karena itu, orang tua harus memperhatikan pendidikan keterampilan keluarga. Cara ini dianggap sebagai pendidikan yang mengarah pada perkembangan pemikiran dan kreativitas seni anak. Diwaktu luang, anak diberi kesempatan memecahkan masalah yang dihadapinya pada saat berkarya. Hal-hal yang akan membuka wawasannya dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan di saat berkarya. Cara ini dapat mempengaruhi daya cipta anak dengan sempurna dalam bentuk karya seni yang berbeda-beda. Tidak diragukan lagi bahwa usaha, sarana, latihan, pengalaman mewarnai, menggaris, mengukur,, membentuk, menandai, menimbang, dll. dapat membantu perkembangan ekspresi seni pada diri anak. Aturan hidup, baik ketika masih kecil maupun sudah dewasa, adalah faktor yang menentukan. Keunggulan generasi ditentukan oleh pemanfaatan waktu luang, terutama pada anak. Memanfaatkan waktu luang sangat bergantung pada kebiasaan orang tua dan lingkungan masyarakat sekitar, supaya kita dapat menyelamatkan anak-anak dari kebosanan belajar. Kami mengajak kepada para orang tua untuk sepenuhnya mencurahkan perhatian dengan memanfaatkan waktu luang bagi anak, seperti olahraga, kesenian, keilmuan, serta kegiatan lain yang bermanfaat baginya, bagi keluarga, masyarakat dan agamanya.
Ø  SIKAP ORANG TUA YANG MENUNJANG KREATIVITAS ANAK
Dalam rangka mengembangkan kreativitas anak, maka orang tua dalam keluarga sangat berperan sekali, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ambali dalam Munandar tentang sikap orang tua yang menunjang kreativitas anak yaitu :
1.      Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
2.      Memberi waktu untuk berpikir, merenung dan berkhayal.
3.      Membiarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri.
4.      Mendorong kemelitan (pen:keingintahuan) anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan banyak hal.
5.      Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan.
6.      Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
7.      Menikmati keberadaannya bersama anak.
8.      Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
9.      Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
10.  Melatih hubungan kerjasama dengan anak.
                  Berdasarkan ungkapan diatas, jelas bahwa orang tua sangat mempengaruhi bagi seorang anak dalam mengembangkan kreativitasnya. Kenyataan pada saat ini masih banyak kelluarga yang mengabaikan pengembangan kreativitas anak secara maksimal dengan asumsi bahwa anak dapat berkembang dengan sendirinya, sehingga banyak variasi yang dialami anak dalam mengembangkan kreativitasnya bahkan banyak anak yang berpotensi tidak adapat mengembangkan kreativitasnya karena tidak adanya bimbingan secara khusus dari orang tua.

Ø  DAMPAK SIKAP ORANG TUA TERHADAPA KREATIVITAS ANAK
1.      Beberapa faktor penentu
a.       Kebebasan
Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan pada anak cenderung mempunyai anak kreatif.
b.      Respek
Anak kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya pada kemampuan mereka dan menghargai keunikan anak.
c.       Kedekatan emosi yang sedang
Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Namun keterikatan emosi yang berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreativitas.
d.      Prestasi bukan angka
Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan mengahasilkan karya-karya yang baik.
e.       Orang tua aktif dan mandiri
Bagaimana sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting karena orang tua menjadi model utama bagi anak.
f.       Menghargai kreativitas
Anak  yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakuakan hal-hal yang kreatif.
2.      Orang tua sebagai model
           Ayah Marie Curie seorang guru besar fisika sering mengundang Marie kecil ke laboratoriumnya untuk melihat alat-alat untuk melakukan eksperimen. Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak, guru, anggota keluarga, teman orang tua, atau kakek-nenek. Tetapi model yang paling penting adalah orang tua yang kreatif yang memusatkan perhatiannya terhadap bidang minatnya, yang menunjukan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja, semangat dan motivasi internal

Ø  SIKAP ORAMG TUA YANG MENUNJANG DAN TIDAK MENUNJANG PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK
1.      Yang Menunjang
a.          Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk memngungkapkannya
b.      Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
c.          Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri
d.      Mendorong kemelitan anak,  untuk menjajaki dan mempertannyakan hal2
e.          Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan
f.          Menunjang dan mendorong kegiatan anak
g.      Menikmati keberadaannya bersama anak
h.      Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
i.           Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak
2.      Sikap Tidak Menunjang
a.         Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah
b.      Tidak membolehkan anak marah kepada orang tua
c.          Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua
d.      Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dari keluarga yang mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak
e.          Anak tidak boleh berisik
f.          Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak
g.      Orang tua memberi saran-saran spesifik tentangg penyelesaian tugas
h.      Orang tua krittis terhadap anak dan menolak gagasan anak
i.           Orang tua tidak sabar dengan anak
j.           Orang tua dan anak adu kekuasaan
k.      Orang tua menekan dan memaksa anak untuk meyelesaikan tugas
                                               Penting pula peranan kelompok orang tua sebagai pendukung program        keberbakatan di sekolah, misalnya dalam mencari mentor, membantu pelaksanaan    program, dan dapat membantu mengajar.

Ø  FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN MUNCULNYA VARIASI ATAU PERBEDAAN KREATIVITAS YANG DIMILIKI
a.       Jenis kelamin 
                        Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak       perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk  sebagian besar hal ini             disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak   laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih      mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan             inisiatif  dan orisinalitas.
b.      Status sosial ekonomi 
                        Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif         daripada anak yang berasal dari sosial ekonomi kelompok yang  lebih rendah.        Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak      kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi     kreativitas.
c.       Urutan kelahiran
                        Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir     di tengah, lahir belakangan dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi       dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk        menjadi anak yang penurut daripada pencipta.
d.      Ukuran keluarga
                        Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif           daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar, cara mendidik anak yang       otoriter dan kondisi sosioekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi          dan menghalangi perkembangan kreativitas.
e.       Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan
                        Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak lingkungan         pedesaan.
f.       Inteligensi
                        Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada   anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk           menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.
Ø  UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK
                        Dalam upaya mengembankan kreativitas anak atau mengoptimalkan fungsi
      belahan otak kanannya. Orang tua tidak boleh menjadikan anak sebagai objek yang harus
      menerima apa saja yang ia sampaikan. Justru orang tua harus menjadikan anaknya sebagai
      subjek yang dilibatkan secara intensive berdialog (komunikasi dua arah) dengan mengacu
      pada topik yang kita bicarakan. Ini akan lebih efektif dan mengena karena belahan otak
      kanannya akan terfungsikan. Namun, apa yang disampaikan harus menerobos ke pusat minat
      anak, yang selanjutnya akan tergerak pula emosinya, hingga anak terdorong untuk berpikir.
      Hal ini disebut getaran emosional yang menjadikan berpikirnya anak tersentuh. Tentunya apa
      yang orang tua sampaikan haruslah familiar buat anak agar anak tertarik (masuk ke pusat
      minat), hingga ia pun tergerak untuk mengetahuinya, yang dilanjutkan dengan berpikir.
      Dengan begitu, belahan otak kanannya barulah berfungsi. Adapun caranya, dengan
      mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak. Misal, “Nak, kamu, kan, sering melihat
      burung. Nah, mengapa burung yang sering kamu lihat itu bisa terbang?” Mungkin ia akan
      menjawab, “karena burung punya sayap.” atau “Memang sudah dari sananya bisa terbang.”,
      bisa pula “Habis, kakinya kecil-kecil, kalau ada musuh dia tidak bisa lari kencang. Tapi kalau
      bisa terbang dia bisa cepat-cepat lari.”, dan seterusnya. Dengan begitu, orang tua melatih
      keterampilan berpikir mereka.
            Bisa juga orang tua mengajak anaknya membuat kesimpulan sendiri dari hasil
     pengamatannya terhadap lingkungannya selama ini. Caranya, minta ia membua kalimat
     dengan berpikir secara hipotesis (menduga sesuatu yang belum terjadi). Misal, membuat
     kalimat yang awalnya mengguanakan kata “Apabila”, seperti “Apabila hujan turun deras dari
     pagi hingga malam maka akan terjadi banjir.”, dan seterusnya. Cara lain yaitu mengajak anak
     bereksperimen dengan menggunakan alat peraga. Misal, orang tua ingin mengajar tentang
     erosi. Ajak anak menyiapkan dua buah kotak yang sama-sama diisi tanah, lalu satu kota
    ditanami rumput. Kita suruh ia mengamati kotak itu dan menuangkan air kedalamnya. Setelah
     itu simpulkan dan sampaikan pada anak bahwa tanah yang tak ada rumputnya bila diisi air
     akan mengalami erosi.

















BAB III
PENUTUP
Ø  KESIMPULAN
            Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi perkembangan seorang anak, sebab keluarga merupakan wahana yang pertama untuk seorang anak dalam memperoleh keyakinan agama, nilai, moral, pengetahuan dan keterampilan, yang dapat dijadikan patokan bagi anak dalam berinteraksi dengan lingkungan. Melalui pendidikan dalam keluarga berbagai pola bimbingan dapat diterapkan, sehingga dengan adanya kegiatan bimbingan diharapkan dapat mengembangkan kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Sebab keluarga adalah salah satu pusat pendidikan yang berfungsi untuk membentuk pribadi-pribadi yang berkualitas, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan diarahkan kepada pembentukkan kepribadian manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk susila. Melalui bimbingan dalam keluarga diharapkan dapat mempersiapkan generasi penerus yang memiliki berbagai kreativitas untuk pengembangan dirinya sejak usia dini.

Ø  SARAN
            Untuk dapat mengembangkan kreativitas anak atau kreativitas diri sendiri, pertama-tama orang tua perlu mengenal bakat kreatif pada anak (atau pada diri sendiri), menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan untuk mewujudkannya





1 komentar:

  1. How to win at Slots88 Casino - JTM Hub
    Slots88 Casino offers 광주광역 출장안마 a safe 경상북도 출장샵 and 대구광역 출장안마 secure environment that 경산 출장마사지 protects the safety 안성 출장마사지 and reputation of its users. They offer fast and reliable banking and

    BalasHapus